Perpustakaan sebagai salah satu pusat informasi memiliki tanggung jawab untuk menyediakan informasi berkualitas dan memadai bagi penggunanya. Untuk memastikan kualitas layanan yang diberikan, perpustakaan dapat menerapkan Sistem Manajemen Mutu (SMM) berbasis ISO 9001. SMM ISO 9001 telah diakui secara internasional sebagai standar manajemen mutu yang dapat membantu organisasi untuk meningkatkan kualitas layanan dan kepuasan pelanggan. Namun, menerapkan SMM ISO 9001 di perpustakaan tidaklah mudah karena banyak tantangan yang harus dihadapi.
Menerapkan SMM ISO 9001 di perpustakaan memiliki beberapa tantangan. Pertama, perpustakaan seringkali dianggap sebagai lembaga yang kuno dan tidak berubah, sehingga mengubah pola pikir karyawan dan pengunjung perpustakaan menjadi tantangan tersendiri. Kedua, perpustakaan sering kali menghadapi masalah anggaran yang terbatas, sehingga penerapan SMM ISO 9001 menjadi sulit dilaksanakan. Ketiga, perpustakaan seringkali memiliki sumber daya manusia yang minim dan kualitas pelayanan yang masih perlu ditingkatkan, sehingga diperlukan upaya sosialisasi dan pelatihan secara berkesinambungan.
Tantangan lain yang dihadapi perpustakaan dalam menerapkan SMM ISO 9001 adalah kesulitan dalam membuat proses kerja yang sistematis dan terstruktur. Perpustakaan memiliki banyak proses yang dilakukan, mulai dari proses pengadaan koleksi, layanan sirkulasi, hingga layanan referensi dan penelusuran informasi. Untuk membuat proses kerja yang sistematis dan terstruktur, perpustakaan harus melakukan analisis proses dan mengidentifikasi risiko yang terkait dengan proses tersebut. Hal ini membutuhkan waktu dan sumber daya yang tidak sedikit, terutama jika perpustakaan masih baru menerapkan SMM ISO 9001.
Selain itu, perpustakaan juga harus memperhatikan aspek dokumentasi. Dokumentasi adalah hal yang penting dalam SMM ISO 9001, karena dokumentasi dapat digunakan sebagai bukti adanya implementasi SMM ISO 9001. Dokumentasi harus meliputi panduan sistem manajemen mutu, standar operasional prosedur, catatan rapat, catatan pengawasan dan pengukuran kinerja, dan dokumen-dokumen lain yang terkait dengan proses kerja perpustakaan. Menyediakan dokumentasi yang lengkap dan akurat dapat memakan waktu dan sumber daya yang tidak sedikit.
Meskipun memiliki banyak tantangan, menerapkan SMM ISO 9001 di perpustakaan memiliki banyak manfaat, diantaranya sebagai berikut.
Best practice implementasi SMM di Perpustakaan BSN
Perpustakaan Badan Standardisasi Nasional (BSN) merupakan salah satu perpustakaan yang telah menerapkan Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001. SMM diterapkan baik di level unit kerja maupun BSN secara institusi. Beberapa langkah strategis implementasi SMM ISO 9001 di Perpustakaan BSN antara lain dimulai dengan penetapan tujuan dan sasaran, identifikasi proses, pembuatan prosedur, pelatihan karyawan, monitoring dan evaluasi, hingga pengakuan dan penghargaan.
Penetapan tujuan dan sasaran menjadi langkah awal dalam implementasi SMM ISO 9001 di Perpustakaan BSN. Hal ini dilakukan agar perpustakaan dapat menetapkan prioritas dalam memperbaiki kinerja dan meningkatkan kualitas layanan. Selain itu, identifikasi proses menjadi penting karena proses yang tidak efektif dapat menghambat kinerja perpustakaan. Dalam implementasi SMM ISO 9001, perpustakaan BSN membuat prosedur operasional standar (SOP) yang diikuti oleh seluruh karyawan. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa seluruh proses berjalan sesuai dengan standar ISO 9001.
Selanjutnya, pelatihan karyawan dilakukan agar seluruh karyawan memiliki pemahaman yang sama tentang ISO 9001. Monitoring dan evaluasi juga dilakukan untuk memastikan bahwa perpustakaan BSN terus meningkatkan kinerjanya. Terakhir, pengakuan dan penghargaan diberikan kepada karyawan yang berkinerja baik sebagai bentuk motivasi dan apresiasi.
Dalam rangka meningkatkan kualitas layanan perpustakaan, implementasi SMM ISO 9001 menjadi suatu keniscayaan. Perpustakaan BSN dapat menjadi salah satu contoh best practice implementasi SMM ISO 9001 dengan beberapa langkah strategis yang telah dijalankan. Dengan adanya implementasi SMM ISO 9001, tujuan akhirnya tentunya agar perpustakaan dapat meningkatkan kepuasan pengguna dan meningkatkan efektivitas kinerja secara keseluruhan. Hal ini dapat menciptakan kepercayaan pengguna terhadap perpustakaan serta menjaga reputasi perpustakaan sebagai lembaga yang berkomitmen pada standar kualitas yang tinggi.
Penulis: Muhammad Bahrudin
© 2019 Perpustakaan BSN. All Rights Reserved.
Powered by SLiMS.