Bukittinggi, Padek—Kemajuan pesat dialami Perpustakaan Proklamator Bung Hatta Bukittinggi beberapa tahun terakhir, mendapat perhatian serius pemerintah. Bahkan, terhitung sejak 7 Mei 2013, perpustakaan ini resmi menjadi Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perpustakaan Nasional Proklamator Bung Hatta.
Perubahan status tersebut menempatkan perpustakaan ini sejajar dengan Perpustakaan Nasional Proklamator Bung Karno di Blitar Jawa Tengah. Peningkatan status ini sekaligus salah satu bentuk penghargaan pemerintah terhadap perjuangan Bung Hatta, termasuk keluarganya.
Selain mendapat suntikan Anggaran Pendapatan Belanja Nasional (APBN), perubahan status ini secara tidak langsung berpengaruh terhadap eselonisasi pejabat kepala UPT Perpustakaan Nasional Proklamator Bung Hatta yang kini dipimpin Yoyo Yahyono.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang kunjungan kerja ke Sumbar selama empat hari (28-31/10), secara khusus mendatangi perpustakaan yang telah diresmikannya pada pada 21 September 2006 lalu itu. Selain didampingi Ibu Ani Yudhoyono, Presiden SBY juga didampingi pihak keluarga Bung Hatta, seperti Meutia Hatta dan Halida Hatta, serta Ketua DPD RI Irman Gusman, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh, Mendagri Gamawan Fauzi, dan lainnya. Perasaan takjub atas kemajuan Perpustakaan Proklamator Bung Hatta terlihat dalam kunjungan ini. Tiba sekitar pukul 16.00, SBY didampingi ibu langsung menuju ruangan koleksi perpustakaan, sebelum memasuki ruangan teaterikal guna menyaksikan perjalanan hidup seorang Bung Hatta. Kendati hanya berdurasi sekitar lima menit, namun rombongan tak beranjak sampai hampir satu jam kemudian. Setelah itu, Presiden melakukan penanaman pohon di perpustakaan berada di kompleks kantor Wali Kota Bukittinggi itu.
Presiden memberikan atensi khusus atas kemajuan Perpustakaan Proklamator Bung Hatta. Salah satunya, hampir semua prosedur administrasi termasuk membuat kartu anggota baru, dilakukan secara digital. Gubernur Sumbar Irwan Prayitno mengatakan, lebih membuat presiden bangga, operasional perpustakaan ini hanya digerakkan beberapa orang saja. Namun seiring meningkatkannya status perpustakaan ini, tentu ke depan jumlah pegawai dipekerjakan di sini bakal ditambah. “Selain itu, jumlah koleksi terus bertambah sekarang ini mencapai 36 ribu judul buku. Sesuai namanya, kebanyakan membahas soal Bung Hatta,” jelas Irwan.
Selepas menikmati perjalanan hidup Bung Hatta, Presiden SBY kembali melihat koleksi-koleksi perpustakan, termasuk bercengkrama dengan pengunjung perpustakaan. Bahkan, SBY bersama ibu terlihat terlibat pembicaraan hangat dengan murid-murid sekolah dasar kebetulan berada dalam ruangan. “Bukittinggi luar biasa sejuk, tidak perlu pakai AC. Belum lagi Jam Gadang, bila kita menyebutkan Jam Gadang, pastilah kita tahu itu adalah Bukittinggi,” sebut ibu Ani ketika bercengkrama dengan anak-anak.
Wamendikbud Musliar Kasim ketika ditemui Padang Ekspres di lokasi, menyambut baik peningkatan status perpustakaan satu ini. Dia menilai, kebijakan sebuah langkah maju karena mampu memberi jaminan keberlanjutan perpustakaan, karena disokong APBN. Bila hanya mengandalkan APBD, jelas tidak akan mampu. “Ini jelas sangat menguntungkan, bagaimana pun kalau untuk kemajuan perlu didukung semua kalangan,” ujarnya.
Di sisi lain, putri Bung Hatta, Meutia Hatta juga tak bisa menutupi kegembiraannya. Dia melihat perkembangan perpustakaan sejak didirikan tahun 2006 lalu, terus berkembang. Dia berharap peningkatan status ini mampu lebih memajukan perpustakaan Bung Hatta. “Kita perlu memahami bahwa perpustakan adalah jantung ilmu pengetahuan. Kita berharap perpustakaan ini terus berkembang dengan member kebaikan kepada semua,” harapnya. Pada kesempatan itu, Presiden SBY dan ibu juga menerima kartu anggota Perpustakaan Proklamator Bung Hatta.
Sumber:http://padangekspres.co.id/?news=berita&id=48158
© 2019 Perpustakaan BSN. All Rights Reserved.
Powered by SLiMS.