Di masa pra sejarah sebelum masehi, informasi disediakan dalam bentuk yang sangat sederhana dan ringkas berupa pahatan geometris. Seiring jaman, landasan informasi (platform of information) terus berkembang, mulai dari pahatan di batu, kertas dan hingga kini dalam bentuk digital. Media informasi yang dipakai pada masanya memiliki tujuan sama, yaitu agar informasi dapat tersampaikan kepada sesama manusia.
Pentingnya nilai informasi ini disampaikan oleh Pembantu Rektor I Universitas Brawijaya Bambang Suharto pada pembukaan acara Konferensi Perpustakaan Digital Indonesia (KPDI), di Malang, Selasa, (12/11). Bambang melanjutkan dengan bertambahnya pengetahuan sebagai hasil dari pengelolaan dari informasi, maka platform of information yang digunakan oleh manusia juga mengalami perkembangan. “Manusia sebagai pengguna informasi (saat ini) cenderung menghabiskan waktu lebih banyak di media digital karena media digital memberikan informasi yang lebih cepat, sehingga dianggap pula sebagai informasi yang berkualitas,” ujarnya.
Perkembangan media digital berlangsung secara progresif dan memengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia termasuk berperilaku belajar dan berkeputusan. Kenyataan ini disadari sebagai peluang oleh Perpustakaan Nasional (Perpusnas) dalam memenuhi kebutuhan informasi bagi masyarakat. Tentunya, penyediaan bahan pustaka berformat digital yang dimiliki Perpusnas tanpa mengabaikan akses memperoleh informasi ala konvensional yang telah berlangsung selama ini. Salah satu pasal dalam UU Nomor 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan menyebutkan bahwa koleksi Perpustakaan diseleksi, diolah, disimpan, dilayankan, dan dikembangkan sesuai dengan kepentingan pemustaka dengan memerhatikan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
Kepala Perpusnas Sri Sularsih menerangkan sebagai perpustakaan rujukan, Perpusnas telah memiliki koleksi sebanyak 10.000 lebih judul e-book dan melanggan 99.209 judul e-journal dari para penerbit terkenal di dunia. Seluruh koleksi ini bisa dimanfaatkan secara bebas dan gratis oleh pemustaka. Silakan kunjungi menu e-resources pada situs web Perpusnas, kata Sri Sularsih.
Capaian lain yang diperbuat Perpusnas, yakni melakukan digitalisasi bahan perpustakaan berupa buku langka, foto, lukisan bersejarah, naskah nusantara, surat kabar dan peta lama dengan total lebih dari 50.000 judul. Pun termasuk membeli hak cipta dan mendigitalkan ratusan buku sastra terbitan balai pustaka. "Ini merupakan salah satu cara dalam mengembangkan layanan nasional informasi berbasis pustaka melalui pemanfaatan TIK namun tetap memerhatikan UU Nomor 19 tahun 2002 mengenai hak cipta, ” tambah Kepala Perpusnas.
Tema “e-Resouces: availabiity, visibility, and accessibility” sengaja dipilih sebagai materi utama KPDI untuk mengetahui persyaratan yang diperlukan guna mewujudkan perpustakaan digital yang baik dan berkualitas, termasuk mengenai pengembangan koleksinya dan kemudahan akses.
KPDI merupakan ajang tahunan yang diselenggarakan oleh Perpusnas. Kali ini, pada KPDI ke-6, Perpusnas bekerjasama dengan Universitas Brawijaya (Unibraw) dan Pemkot Malang. Perpusnas berharap momen KPDI bisa membangun kesadaran para pengelola perpustakaan mengenai e-Resources yang lengkap dan mudah bagi pemustaka.
© 2019 Perpustakaan BSN. All Rights Reserved.
Powered by SLiMS.