Brain fog atau kabut otak merupakan kondisi di mana seseorang sulit konsentrasi bahkan cenderung tidak fokus menghantui siapa saja.
Pada akhirnya, brain fog dapat membuat seseorang menjadi pelupa dan bisa mengganggu aktivitas sehari-hari.
Hal ini diungkap oleh dokter spesialis saraf DR. Dr. Rocksy Situmeang, Sp.S beberapa waktu lalu. Dokter Rocksy menjelaskan bagaimana gejala brain fog yakni sulit fokus, sering nge-blank, merasa bingung, dan mudah terlupa.
"Pada brain fog di otak, biasa sulit fokus, sering ngeblank, merasa bingung, bahkan ada pasien yang merasa bukan dirinya sendiri. Lalu gangguan memori dan mudah lupa," ungkapnya dalam acara Kupas Tuntas Fenomena Long Covid-19, Minggu (25/4/2021) lalu.
Melanjutkan, ia juga mengatakan bahwa gejala brain fog lainnya adalah kesusahan mengingat.
"Lebih susah untuk mengingat atau susah belajar ke hal yang baru, dan beberapa pasien juga merasa pikirannya tidak tajam lagi. Jadi kayak orang oon, ada yang bilang kayak gitu," paparnya.
Tidak hanya itu, orang yang terkena brain fog juga memiliki gejala pada komunikasi, seperti sulit memahami percakapan orang lain.
"Lalu bahasa dan komunikasi juga ada yang mengalami terganggu, yaitu saat denger orang ngomong susah tangkapnya. Baca juga tidak ngerti, dan apa yang mau diomongin susah dikeluarin, nah itu yang disebut brain fog," ungkap dokter Rocksy FV Situmeang.
Ia mengatakan, brain fog bukan istilah medis, melainkan istilah awam saat banyak pasien mengeluh ada masalah di bagian otaknya.
"Otaknya seperti ada kabut, makanya disebut brain fog. Tidak ada di istilah medis, tapi kalau diterjemahkan kurang lebih gangguan pada atensi konsentrasi memori dan bahasa," pungkasnya.
Sumber: https://www.suara.com/health/2021/04/27/140444/ketahui-tanda-seseorang-alami-brain-fog-atau-kabut-otak
© 2019 Perpustakaan BSN. All Rights Reserved.
Powered by SLiMS.