Buku-buku terbakar. Menguarkan aroma kata-kata dan ilmu pengetahuan, yang menjadi jejak para pemikir zaman dahulu. Situasi inilah yang kemungkinan besar terjadi pada 48 SM, saat Perpustakaan Alexandria di Mesir, terbakar.
Beberapa sumber sejarah masih simpang siur. Tapi ada yang mengatakan bahwa perpustakaan penting nan besar ini terbakar saat kota Alexandria diduduki Penguasa Romawi, Julius Caesar.
Awalnya, Caesar disebut terperangkap di istana kerajaan karena kapal-kapal Mesir menghalangi jalan keluar di pelabuhan. Caesar pun memerintahkan anak buahnya membakar kapal-kapal Mesir, demi mempercepat pelariannya. Tetapi api malah membakar dengan tidak terkendali. Banyak bangunan di pantai terdekat, termasuk gudang senjata, dilalap api.
Sumber sejarah yang masih abu-abu ini memojokkan Caesar. Meski begitu, bukti menunjukkan bahwa sebagian atau bahkan semua bangunan Perpustakaan Alexandria selamat dari kebakaran akibat perintah Caesar. Terlepas dari banyaknya kesimpangsiuran, Perpustakaan Besar Alexandria, pada kenyataannya, merupakan keajaiban dunia kuno. Diciptakan pada era Helenistik dan kosmopolitan dari Alexander Agung, Perpustakaan Alexandria dibangun oleh penerus Alexander sebagai lokasi sentral untuk ilmu pengetahuan di masa itu.
Kebanyakan orang di zaman itu, mencari informasi lewat buku dan teks yang disediakan di sana. Perpustakaan ini pun sempat menjadi pusat pembelajaran di sekitar Mediterania. Banyak pemikir hebat yang rutin mengunjunginya. Namun, tragedi kebakaran yang menimpa Perpustakaan Besar Alexandria, membuat semua manuskripnya yang tak ternilai hilang tanpa rupa.
Perpustakaan Alexandria adalah jejak penting yang dirintis Alexander Agung, penakluk Mesopotamia. Penerus Alexander sebagai penguasa di Mesir, yakni Ptolemeus I, lantas membangun perpustakaan ini, seperti yang diimpikan Alexander.
Ptolemeus dibantu oleh Demetrius dari Phaleron, filsuf Yunani, untuk membuat perpustakaan berisi salinan setiap buku di dunia sekitar 295 SM. Demetrius meyakinkan Ptolemeus untuk membangun Perpustakaan Alexandria sebagai bagian dari kompleks kuil Mouseion, atau Temple to the Muses, yakni untuk sembilan dewi seni, pusat pembelajaran, dan pusat budaya.
Perpustakaan Alexandria sendiri kemungkinan belum ada saat itu, dan baru mulai dibangun pada masa pemerintahan Ptolemeus kedua, sekitar 282 SM dan 246 SM. Dalam mengumpulkan buku, beberapa kelompok di pelabuhan Alexandria ditugaskan untuk memeriksa setiap kapal yang masuk dan mencari buku, untuk kemudian disita dan disalin di perpustakaan. Perpustakaan Besar itu menampung antara 500.000 sampai 700.000 buku, yang masuk dalam kategori retorika, hukum, epik, tragedi, komedi, puisi, sejarah, kedokteran, matematika, ilmu pengetahuan alam, dan lain-lain.
Banyak koleksi dokumen Yunani yang diperoleh dari Athena dan Rhodes, termasuk, yang diduga dari perpustakaan pribadi Aristoteles sendiri. Perpustakaan juga menerjemahkan banyak karya dari Mesir, Asyur, Persia, dan bahkan teks Buddha. Satu karya terkenal yang mereka miliki adalah Alkitab. Sejumlah tokoh terkenal dan ahli, berutang budi pada Perpustakaan Besar Alexandria ini, termasuk matematikawan Euclid, yang menciptakan konsep-konsep geometri.
Selain itu, astronom bernama Ptolemeus juga bekerja di Alexandria, di mana ia mengembangkan model alam semesta yang merupakan model standar sampai adanya karya Copernicus. Lambat laun, bangunan ini semakin sepi. Minat orang-orang mengunjunginya juga semakin menurun. Pada 391 M, Roma menjadi kekaisaran Kristen dan kaisarnya, Theodosius I, ingin menghapus semua sisa-sisa paganisme di seluruh wilayahnya.
Di antaranya yang dihancurkan adalah Serapeum, cabang dari Perpustakaan Alexandria yang berfungsi ganda sebagai kuil. Perpustakaan Alexandria yang dibangun Ptolemeus, kembali dihidupkan oleh profesor di Universitas Alexandria pada tahun 1972. Pemerintah Mesir setuju untuk mensponsori proyek tersebut, dan pembangunan Bibliotheca Alexandrina selesai pada tahun 2001. Situs baru ini terletak di sebelah universitas dan dekat dengan lokasi Mouseion aslinya, yang jaraknya lebih dari 30 meter dari Laut Mediterania.
Sumber: https://www.kompas.com/global/read/2021/07/13/150323170/tragedi-terbakarnya-perpustakaan-alexandria-banyak-manuskrip-kuno-musnah?page=all
© 2019 Perpustakaan BSN. All Rights Reserved.
Powered by SLiMS.