WONOGIRI, Kemampuan penguasaan ilmu dan teknologi (Iptek) bangsa Indonesia masih tergolong rendah. Posisinya menduduki rangking ke 124 dari 160 negara di Asia.
Pemicu rendahnya penguasaan Iptek, karena minat baca bangsa Indonesia masih rendah. Pada hal dari membaca, akan menjadi kunci bagi seseorang untuk menjadikan dirinya pintar, cerdas, pandai, dan dapat menjadi pintu pembuka untuk menguasai Iptek.
WONOGIRI, Kemampuan penguasaan ilmu dan teknologi (Iptek) bangsa Indonesia masih tergolong rendah. Posisinya menduduki rangking ke 124 dari 160 negara di Asia.
Pemicu rendahnya penguasaan Iptek, karena minat baca bangsa Indonesia masih rendah. Pada hal dari membaca, akan menjadi kunci bagi seseorang untuk menjadikan dirinya pintar, cerdas, pandai, dan dapat menjadi pintu pembuka untuk menguasai Iptek.
Demikian ditegaskan Kepala Pusat Reverfasi Bahan Pustaka Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Republik Indonesia (RI), Dra Sri Sumekar MSi. Penegasannya ini, disampaikan saat melakukan ‘road show’ kampanye nasional gemar membaca di pendapa Kabupaten Wonogiri.
Kepala Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah (Arpusda) Kabupaten Wonogiri, Suradi SPd MPd, menyatakan, kegiatan road show kampanye gemar membaca ini, dirangkai dengan gelar seminar nasional perpustakaan. Menghadirkan pula nara sumber Anggota Komisi X DPR-RI, Rinto Subekti, dan Kepala Badan Perpustakaan Provinsi Jateng Drs Mulyono MPd.
Acara yang dibuka oleh Staf Ahli Bupati Wonogiri, Ir Siti Mukhalimah Kuswarnoputri MM ini, dimeriahkan dengan penyajian tari Srikandi Nglaroh oleh para siswi dari SMA 2 Wonogiri, yang aktif berlatih tari di Sanggar Langen Kridha Surya Giri asuhan Ida Erawati.
Bersamaan itu, juga dilakukan pelepasan enam ekor burung merpati dan pengukuhan Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) Kabupaten Wonogiri, pimpinan Nina Rujiati Kumaladewi MM, dengan dengan ditandai pengalungan untaian bunga melati.
Mewakili Kepala Perpunas Dra Sri Sularsih MSi, lebih lanjut Sri Sumekar, menyatakan, kampanye nasional gemar membaca bangsa Indonesia telah dilakukan oleh Presiden SBY sejak tahun 2008, dengan gerakan pembudayaan kegemaran membaca.
Bahkan sebelumnya, itu juga pernah dilakukan oleh Presiden Megawati Soekarnoputri maupun oleh Presiden Gus Dur. ”Meski demikian, kualitas SDM bangsa Indonesia masih rendah,” tegas Sri Sumekar. Digital
Untuk memacu agar bangsa Indonesia gemar mambaca, pemerintah mendorong pendirian perpustakaan di 540 kabupaten/kota di seluruh Nusantara. Juga mendorong tumbuhberkembangnya perpustakaan di sekolah, desa dan pendirian rumah pintar di seluruh pelosok Tanah Air. Tujuannya, untuk mendekatkan perpustakaan agar mudah dijangkau oleh seluruh elemen masyarakat.
Bersamaan itu, pemerintah juga memperbanyak sarana perpustakaan keliling, baik yang memakai sarana mobil maupun sepeda motor. Seiring dengan makin pesatnya modernisasi perkembangan Iptek, Perpusnas juga telah merintis pengadaan perpustakaan digital.
Sejumlah koleksi buku dan bacaan, dipindahlaihkan ke model digital, dengan harapan dapat lebih mudah diakses masyarakat, utamanya para pengguna jejaring internet.
Kata Sri Sumekar, kampanye nasional gemar yang dikemas dalam gerakan Indonesia cinta membaca, yang ini terus dilakukan oleh pemerintah. Tujuannya, untuk menjadikan seluruh elemen bangsa Indonesia agar mampu membudayakan kegemaran membaca.
”Tapi semua ini akan percuma dan sia-sia, manakala tidak ada tanggapan dari masyarakat,” tuturnya.
Anggota Komisi X DPR-RI, Rinto Subekti, menambahkan, kegemaran membaca perlu ditumbuhkan di semua tingkatan, termasuk di lingkup keluarga. ”Karena membaca akan menjadi pintu emas untuk mengantarkan seseorang meraih sukses. Mustahil seseorang dapat sukses tanpa membaca,” tegas Rinto.
Sumber:http://beritaperpustakaan.wordpress.com/2013/11/21/penguasaan-iptek-bangsa-indonesia-masih-rendah/
© 2019 Perpustakaan BSN. All Rights Reserved.
Powered by SLiMS.