Berita

Menu ini memuat perkembangan kabar dan informasi terkini tentang Perpustakaan Badan Standardisasi Nasional, ditulis untuk disampaikan kepada para pengunjung dan masyarakat umum

Penggunaan Internet Produktif Masih Minim, Literasi Digital Perlu Dikuatkan

Admin Muhammad Bahrudin —
  316

Ilustrasi pemanfaatan internet | Gambar: NordWood Themes on Unsplash

Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Noor Halimah Anjani menyebut penggunaan internet untuk aktivitas produktif masyarakat sudah semakin tidak terhindarkan, terlebih sejak pandemi covid-19. Namun, berbagai kendala seperti penguasaan literasi digital serta perluasan konektivitas, masih perlu diatasi. 

"Penggunaan internet untuk kegiatan produktif dapat memunculkan peluang ekonomi baru, serta mendukung pertumbuhan ekonomi digital, namun keterbatasan konektivitas dan kurangnya keterampilan digital dapat semakin memperburuk kesenjangan digital yang ada," kata Halimah melalui keterangan tertulis, Senin, 2 Agustus 2021.

Ia membeberkan, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan masih rendahnya penggunaan internet untuk aktivitas produktif. Sebanyak 92 persen penggunaan internet adalah untuk mengakses sosial media, 77 persen untuk mencari berita, 26 persen untuk kegiatan jual beli dan hanya 8 persen untuk layanan perbankan.

Menurut dia, rendahnya penggunaan internet untuk aktivitas produktif dipengaruhi oleh rendahnya literasi digital dalam memperluas kesempatan dan meningkatkan pendapatan. Wawancara CIPS dengan beberapa perempuan pelaku usaha menunjukkan bahwa internet sudah mulai dipergunakan untuk kegiatan usaha.

Namun, kebanyakan belum memahami bagaimana internet dapat meningkatkan penjualan secara signifikan. Banyak juga yang masih belum memiliki rasa percaya diri untuk memasarkan produknya. 

Padahal, kata dia, dalam situasi pembatasan kegiatan masyarakat seperti sekarang ini, kemampuan menggunakan internet dalam jual-beli akan sangat membantu dalam menjaga keberlangsungan usaha masyarakat.

Halimah membeberkan permasalahan lain ialah masih terbatasnya keterjangkauan infrastruktur konektivitas internet. Berdasarkan data dari Susenas tahun 2019, 5.972 dari total 83.820 desa di Indonesia, terdapat tidak memiliki sinyal telepon seluler sama sekali. Sedangkan, 19.771 desa masih memiliki sinyal yang lemah.

Data dari APJII pada awal 2020 lalu menunjukkan bahwa penetrasi internet sudah mencapai 73 persen. Sayangnya, hanya 56 persen dari total tersebut terkonsentrasi di pulau Jawa. Artinya, masih terdapat kesenjangan dalam akses internet bagi masyarakat di luar Pulau Jawa.

Penelitian CIPS merekomendasi perlunya upaya mendidik dan melatih masyarakat dalam penggunaan teknologi komunikasi dan internet. Sesuai dengan Road Map Literasi Digital, Kementerian Komunikasi dan Informatika, dalam hal ini dapat melibatkan institusi lain seperti Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Kementerian Ketenagakerjaan, dan Kementerian Perindustrian.

"Pelatihan juga dapat dilakukan dengan menggandeng pihak swasta maupun organisasi masyarakat lokal. Pemerintah dapat memberikan ruang untuk diskusi guna memetakan kebutuhan dan kontribusi yang dapat diberikan masing-masing pihak," jelasnya.

Ia mengatakan, perluasan infrastruktur konektivitas melalui pembangunan Base Transceiver Station (BTS) juga masih menjadi pekerjaan rumah pemerintah. Pemerintah juga perlu melibatkan swasta dalam penyediaan BTS maupun fasilitas umum untuk akses internet.

"Karenanya, proses perizinan, baik di pusat maupun di daerah, perlu dipermudah," ungkapnya.

Menurut dia, sinergi antar lembaga dan pelibatan pemangku kepentingan yang luas dalam proses pembuatan keputusan dan implementasi kebijakan juga penting dilakukan. Hal ini untuk menghindari tumpang tindihnya kebijakan maupun program.

Ia menambahkan, pelibatan pihak swasta, komunitas bisnis, organisasi masyarakat, dan akademisi dapat meningkatkan arus informasi terkait kebijakan ekonomi digital. Hal ini diyakini dapat membantu menghadapi hambatan terkait transparansi dan mengakomodasi inklusi dari para pemangku kepentingan dalam pengambilan keputusan.  

"Sehingga, kebijakan yang dikeluarkan dapat mengakomodasi kebutuhan seluruh lapisan masyarakat," jelasnya.


Sumber: https://www.medcom.id/pendidikan/news-pendidikan/nN944a8K-penggunaan-internet-produktif-masih-minim-literasi-digital-perlu-dikuatkan?p=all

© 2019 Perpustakaan BSN. All Rights Reserved.
Powered by SLiMS.