Bencana alam sering terjadi di Indonesia, tetapi kita tahu masyarakat Indonesia tidak siap menyelamatkan harta benda dan arsip pribadinya. Namun, apakah arsip pribadi kita mampu diselamatkan?
Indonesia sendiri rawan terjadi bencana alam karena terjadi pertemuan lempeng Filipina, Pasifik, dan Australia. Kita tahu dampak kerugian tak hanya masalah jiwa maupun harta benda, akan tetapi arsip keluarga yang notabene sebagai arsip vital juga mengalami kerugian besar apabila tidak diselamatkan dengan baik. Seperti kerusakan fisik dan hilangnya informasi dari arsip tersebut.
Kerusakan arsip akibat bencana nasional dipimpin oleh ANRI. Seperti bencana tsunami di Aceh. Apakah Anda tahu ANRI?
Beruntungnya kita tinggal di negara Indonesia, memiliki lembaga pemerintahan yang bernama ANRI (Arsip Nasional Republik Indonesia). Menurut sumber yang kita dapat, ANRI telah membantu menyelamatkan sertifikat tanah akibat tsunami di Aceh, dibantu dengan alat berteknologi Jepang. Kemudian, ANRI juga melakukan pelindungan dan penyelamatan arsip akibat gempa bumi di Nias, Sumatra Utara. Selain itu, membantu rehabilitasi dan restorasi arsip yang rusak akibat meletusnya Gunung Merapi di Jawa Tengah.
Tak hanya di Indonesia, Angin Topan Haiyan Filipina juga merusak arsip keluarga. Kerusakan ini besarnya disamakan dengan tsunami di Aceh. Dari berbagai negara membantu korban bencana Topan Haiyan khususnya dalam pelindungan dan penyelamatan arsip.
Kita menyadari bahwa Arsip keluarga dijadikan sebagai identitas diri dan hak kepemilikan yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia, sebagai recorded information arsip keluarga harus di lindungi dan selamatkan apabila terjadi bencana.
Lantas, mengapa masyarakat menganggap sebagai hal sepele? Padahal arsip ini sangat terikat dengan status dan hak, baik secara pribadi maupun lembaga. Kurangnya pemahaman masyarakat tentang peran arsip keluarga dalam menjalani kehidupan dan tidak adanya kesadaran masyarakat untuk melakukan pelindungan serta penyelamatan arsip keluarga ini lah, yang menyebabkan banyaknya arsip keluarga tidak terselamatkan dari bencana.
Dalam artikel berjudul “Menyelamatkan Arsip dari Bencana: Antara Idealisme dan Realitas” mengatakan kegiatan penanganan, pelindungan, dan penyelamatan arsip di setiap lembaga kearsipan masih banyak kekurangan. Kekurangan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu sumber daya manusia, standard operating procedure, dan koordinasi antarlembaga yang tidak maksimal. Sedangkan, keterlibatan masyarakat dalam pelindungan dan penyelamatan arsip masih kurang, karena sosialisasi belum dilaksanakan secara berlanjut dan terstruktur.
Padahal, peran masyarakat sangat dibutuhkan dalam pelindungan dan penyelamatan arsip yang dilakukan oleh setiap lembaga kearsipan agar berjalan lebih baik. Selain itu, dengan menjaga arsip keluarga seseorang dapat menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara dengan lancar.
Kepada seluruh rakyat Indonesia khususnya daerah yang rawan terjadi bencana, perlu diadakan sosialisasi tentang pentingnya perlindungan dan penyelamatan arsip keluarga dari bencana akibat alam ataupun ulah manusia.
Dengan adanya sosialisasi dan pelatihan tentang penyelamatan arsip keluarga dapat meningkatkan kewaspadaan serta kesadaran bagi masyarakat untuk mempersiapkan sebelum terjadinya bencana. Tak lupa, menyelamatkan arsip keluarga saat terjadi bencana serta pemulihan arsip keluarga pasca bencana.
Sumber: https://kumparan.com/02_riza-indah-pasutri/seberapa-tidak-pentingnya-penyelamatan-arsip-keluarga-dari-bencana-1vmVsRJlelI/full
© 2019 Perpustakaan BSN. All Rights Reserved.
Powered by SLiMS.