Dalam rangka menyambut Hari Aksara Internasional (HAI), pada tanggal 8 September 2021, Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mencanangkan Yogyakarta sebagai “Kota Hanacaraka”. Pencanangan ini dimaksudkan sebagai upaya menjaga keberlangsungan aksara Jawa di era digital, sekaligus sebagai upaya mendorong penggunaan aksara Jawa secara lebih luas.
Kepala Seksi Bahasa dan Sastra Dinas Kebudayaan Yogyakarta, Setya Amrih Prasaja, mengatakan untuk menggelorakan penggunaan aksara Jawa di ranah digital, memerlukan akselerasi dan pelaziman agar terlihat nyata dan mampu membangkitkan kembali kebanggaan masyarakat Yogyakarta. Oleh karenanya akan dilakukan serangkaian kegiatan untuk memeriahkan Hari Aksara Internasional tersebut.
“Sebagai wujud komitmen membumikan eksistensi aksara Jawa ini, Dinas Kebudayaan DIY mengambil inisiatif menggelar beberapa event dalam rangka memeriahkan Hari Aksara Internasional,” ungkap Amrih dalam keterangannya, Senin, 6 September 2021.
Event tersebut adalah webinar series pemanfaatan aksara Jawa di ranah digital, Talkshow dengan narasumber dari Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga DIY, dan KPH Notonegoro (Penggagas Kongres Aksara Jawa I Yogyakarta). “Tujuannya agar semakin terbangun kesadaran bahwa aksara Jawa eksis di ranah digital dan semakin menunjukkan peningkatan dari sisi penggunanya,” tambahnya.
Selain itu, Dinas Kebudayaan DIY juga bekerja sama dengan Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) dalam hal proses pendaftaran standarisasi fon dan papan tombol aksara Jawa ke Badan Standarisasi Nasional (BSN) bersama Aksara Sunda dan Bali.
Menurut Amrih, terdapat tiga hal yang perlu didorong dalam memasifkan penggunaan aksara, di antaranya pelaziman dalam kehidupan sehari-hari, ranah pembelajaran dan ranah birokrasi untuk dipergunakan secara intensif.
“Tentunya kami sangat mendorong siapapun, anggota masyarakat, Jogja khususnya dapat menunjukkan dukungan massif atas inisiatif ini. Momentum HAI dapat kita jadikan sebagai jalan untuk memaknai kembali keistimewaan Yogyakarta agar lebih dapat dirasakan dan diperlihatkan dengan penuh kebanggaan,” ucap Amrih.
Di tempat terpisah, Heru Nugroho selaku Wakil Ketua Bidang Pengembangan Usaha, Pemasaran, dan Kerjasama mengatakan bahwa Hari Aksara Internasional sejalan dengan salah satu program strategisnya PANDI, yaitu Merajut Indonesia Melalui Digitalisasi Aksara Nusantara (MIMDAN). Menurut Heru, penyematan Yogyakarta sebagai Kota Hanacaraka merupakan sebuah bentuk upaya yang baik dalam membangun semangat gelora budaya aksara jawa.
“PANDI menganggap bahwa gagasan tentang Kota Yogja menjadi Kota Hanacaraka itu sangat luar biasa, sesuai dengan sebagai spirit kami dalam membangun program MIMDAN ini. Kami menganggap bahwa aksara itu adalah sebuah dasar budaya, Yogja dengan budaya jawanya yang cukup kental, bahkan bisa dianggap sebagai lokomotif, untuk membawa gerbong kebudayaan jawa itu sangat luar biasa. Jadi gagasan tentang Yogja sebagai Kota Hanacaraka top, luar biasa,” pungkas Heru.
Sumber: https://tekno.tempo.co/read/1503091/hari-aksara-internasional-pemprov-canangkan-yogyakarta-sebagai-kota-hanacaraka/full&view=ok
© 2019 Perpustakaan BSN. All Rights Reserved.
Powered by SLiMS.