Olahraga dianggap sebagai sistem pertahanan alami tubuh manusia terhadap bakteri, virus, dan racun, sistem kekebalan yang kuat, dan berfungsi dengan baik adalah sesuatu yang semua butuhkan, terutama karena COVID-19 masih menyebar. National Institutes of Health menjelaskan ketika berolahraga, antibodi dan sel darah putih beredar ke seluruh tubuh dengan lebih cepat. Ini kemungkinan membuat sistem kekebalan tubuh lebih mudah untuk mendeteksi dan merespons potensi ancaman kesehatan.
Selain itu, olahraga menghambat pelepasan hormon stres, yang diketahui dapat melemahkan kekebalan secara keseluruhan. Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Sport and Health Science bahkan menyimpulkan olahraga sedang hingga berat yang berlangsung kurang dari 60 menit membantu meningkatkan respons kekebalan dan menurunkan risiko penyakit dan tingkat peradangan tubuh.
Anda mungkin bertanya-tanya jenis olahraga apa yang harus dipilih. Berikut daftar olahraga yang bisa meningkatkan kekebalan tubuh, seperti dilansir dari Eat This
Jalan cepat
Siapa bilang olahraga harus benar-benar keras untuk membuahkan hasil? Yang diperlukan hanyalah jalan cepat yang menyenangkan untuk membantu sistem kekebalan tubuh bekerja lebih keras. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Medicine & Science in Sports & Exercise melaporkan hanya 30 menit sesi jalan cepat meningkatkan sel pembunuh alami dan berbagai jenis sel darah putih, yang semuanya dianggap sebagai bagian penting dari struktur pertahanan sistem kekebalan tubuh.
Namun, ada satu peringatan penting di sini. Jumlah sel yang meningkat itu menghilang setelah beberapa jam. Jadi, jalan cepat di Senin belum tentu membantu sistem kekebalan tubuh jika bertemu patogen pada Rabu. Tapi, menurut David Nieman, profesor kesehatan masyarakat dan direktur Lab Kinerja Manusia di Universitas Negeri Appalachian, kebiasaan berjalan yang konsisten sudah cukup untuk menjaga sistem kekebalan tubuh tetap baik.
Latihan angkat beban
Ada banyak alasan ilmiah untuk percaya mempertahankan jumlah massa otot yang sehat membantu menjaga kekebalan tetap kuat.
"Jika memiliki massa otot yang sehat sepanjang hayat, maka Anda memiliki cadangan asam amino yang membantu sistem kekebalan tubuh merespons infeksi dan penyakit dengan cepat," kata Dr. Craig Wright, dosen senior di Institut Aktivitas Fisik dan Nutrisi Universitas Deakin mengatakan.
Seiring bertambahnya usia, mereka yang memiliki lebih banyak otot meningkatkan respons kekebalan yang lebih baik yang menyebabkan lebih sedikit waktu sakit. Selain itu, penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Immunology Research menyimpulkan satu latihan ketahanan dan angkat berat juga meningkatkan jumlah sel darah putih dalam tubuh sesudahnya.
Jangan takut intensitas
Jika berlari sambil berjalan lebih merupakan gaya Anda, meningkatkan intensitas latihan juga tidak masalah. Banyak yang telah lama percaya bekerja ekstrakeras selama latihan menghasilkan penurunan kekuatan kekebalan, tetapi beberapa penelitian terbaru telah membantah pandangan yang sudah ketinggalan zaman itu. Yang ini, yang diterbitkan di Frontiers in Immunology, menyatakan "Ada bukti terbatas yang dapat diandalkan untuk mendukung klaim olahraga berat meningkatkan risiko infeksi oportunistik."
Penulis studi juga menyimpulkan, "Kami menekankan adalah kesalahpahaman untuk memberi label segala bentuk olahraga akut sebagai imunosupresif, dan sebaliknya, olahraga kemungkinan besar meningkatkan kompetensi kekebalan sepanjang umur."
Meskipun demikian, sebaiknya jangan berolahraga dengan intensitas maksimal selama lebih dari kira-kira 75 menit. "Ketika melakukannya selama itu dengan intensitas tinggi, hormon stres meningkat, dan sistem kekebalan tidak merespons dengan baik," tambah Nieman.
Dan untuk tips berjalan yang baik lain, jangan lewatkan kebiasaan berjalan buruk yang harus dihentikan oleh setiap pejalan kaki.
Berjemur
Sebagai bonus kekebalan tambahan, cobalah berolahraga di luar ruangan di siang hari. Vitamin D ekstra yang diberikan oleh sinar matahari juga akan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Penelitian terbaru yang dipublikasikan di MedRxiv bahkan menyimpulkan kekurangan vitamin D dapat menempatkan individu pada risiko yang lebih besar untuk mengembangkan gejala COVID-19 yang parah jika terjadi infeksi.
Sumber: https://gaya.tempo.co/read/1505354/awali-hari-dengan-olahraga-cek-yang-cocok/full&view=ok
© 2019 Perpustakaan BSN. All Rights Reserved.
Powered by SLiMS.