Berita

Menu ini memuat perkembangan kabar dan informasi terkini tentang Perpustakaan Badan Standardisasi Nasional, ditulis untuk disampaikan kepada para pengunjung dan masyarakat umum

Ajari Anak Jaga Privasi di Sosial Media Demi Mencegah Cyberbullying

Admin Diandra Nessia Alisty —
  385

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menegaskan dampak dari cyberbullying lebih berat dibandingkan dengan di dunia nyata. Misalnya, memposting informasi pribadi orang lain baik dalam bentuk gambar atau video dengan tujuan mempermalukan dan menyakiti orang tersebut.

"Korban cyberbully akan mengalami trauma psikologis karena pelaku biasanya melakukan berulang-ulang dan menghasut orang lain untuk mengikutinya, meskipun orang lain itu kerap kali tidak mengenal anak korban," kata Komisioner KPAI Retno Listyarti dalam keterangan tertulis, Minggu, 3 Oktober 2021.

Dia menyebut perlu asesmen psikologi lebih lanjut untuk pemulihan secara psikis korban perundungan dunia maya. Retno juga membeberkan cara pencegahan agar anak terhindar dari perundungan.

"Peran orang tua menjadi sangat dibutuhkan dalam kondisi tersebut. Keluarga adalah tempat pertama untuk memperoleh pendidikan," tegas Retno.

Orang tua harus memberikan edukasi menggunakan jejaring online yang aman. Edukasi menjadi langkah paling dasar dalam mencegah cyberbullying.

Retno menuturkan anak mesti diberikan pemahaman mengenai hal-hal yang bisa dan tidak bisa dilakukan melalui jejaring online, khususnya media sosial.

Selanjutnya, orang tua harus mengajari anak cara menghadapi cyberbullying. Meski, hal ini bisa dilakukan oleh pribadi sendiri, tetapi sebagai orang tua tidak ada salahnya mengajarkan.

"Beberapa cara menghadapi cyberbullying yang bisa kamu ajarkan kepada anak yaitu tidak menanggapi apalagi sampai membalasanya dan sebaiknya blokir saja orang yang mem-bully jika hal tersebut tiba-tiba terjadi," ujar Retno.

Langkah selanjutnya anak harus mampu mengatur privasi di media sosial. Pengaturan privasi di media sosial sangat membantu mencegah kasus cyberbullying pada anak. Meski, tidak ada informasi yang benar-benar privat, tetapi dengan mengatur hal tersebut pihak yang dapat mengakses informasi anak kita lebih tersaring.

"Selain itu yang tidak kalah penting adalah edukasi tentang postingan. Berikan pemahaman bahwa apa yang sudah diposting tidak akan hilang, sehingga sikap selektif menjadi poin penting yang harus dimiliki," tutur Retno.

Sebelumnya, sejumlah hasil survei baik oleh EU Kids Online Survey 2020, SEJIWA, KPIA, UNICEF, APJII maupun laporan yang diterima Polda Metro Jaya, menunjukkan kenaikan kasus perundungan di media sosial (cyberbullying) yang banyak dialami oleh anak-anak usia remaja.

Cyberbullying adalah kondisi di mana seseorang merasa tidak nyaman terhadap komentar/informasi/gambar foto yang ditujukan untuk dirinya, yang bertujuan menyakiti, intimidasi, menyebar kebohongan dan menghina, yang diunggah di internet, jejaring media atau teknologi digital lainnya, yang dilakukan oleh orang lain


Sumber: https://www.medcom.id/nasional/peristiwa/8ko4jV3K-ajari-anak-jaga-privasi-di-sosial-media-demi-mencegah-cyberbullying

© 2019 Perpustakaan BSN. All Rights Reserved.
Powered by SLiMS.