Istilah whataboutism belakangan menjadi diskursus menarik seiring adanya fenomena sosial yang terjadi. Istilah ini ramai diperbincangkan setelah adanya isu kampanye anti rokok yang menimbulkan pro dan kontra di masyarakat.
Lantas, apa itu whataboutism? Dihimpun dari berbagai sumber, berikut penjelasan serta sejarah singkatnya.
Whataboutism merupakan teknik propaganda yang pernah digunakan oleh Uni Soviet saat berinteraksi dengan dunia Barat. Sejumlah leksikografer (ilmu bahasa mempelajari tentang teknik penyusunan kamus) menyatakan whataboutism muncul sejak 1990.
Akun Twitter resmi Wikipedia Indonesia menjelaskan bahwa istilah ini merujuk pada sesuatu hal yang bertujuan mengaburkan suatu fakta, namun tidak relevan.
"Whataboutism adalah kesesatan berpikir di mana satu pihak membelokkan kritik/tudingan dari pihak lain dengan mengangkat isu lainnya yang dianggap setara," tulis akun @idwiki dikutip Medcom.id pada Rabu, 6 Oktober 2021.
"Contoh: Oke, rokok memang tidak menyehatkan. Bagaimana dengan gula? Gula juga tidak menyehatkan," lanjut akun itu.
Sedangkan, whataboutism menurut Oxford Dictionaries merujuk pada sebuah teknik retorika seseorang guna membelokkan tudingan atau fakta yang disampaikan oleh orang lain.
Melansir The Guardian, whataboutism dapat dikatakan sebagai ideologi nasional Rusia. Whataboutism berasal dari gabungan dua kata yakni what dan about untuk membalikkan kritik ke pengkritiknya itu sendiri.
Adanya whataboutism di ruang publik cenderung memperkeruh isu yang sedang dibahas. Taktik juga kerap digunakan ketika membahas isu terkait hak asasi manusia (HAM).
Demikian penjelasan singkat terkait whataboutism. Semoga kita bisa selalu bijak dan jernih dalam menerima suatu pesan.
Sumber: https://www.medcom.id/nasional/peristiwa/Rb1zv0zk-mengenal-whataboutism-propaganda-untuk-mengaburkan-fakta
© 2019 Perpustakaan BSN. All Rights Reserved.
Powered by SLiMS.