Teknologi informasi atau gadget menjadi bagian dari generasi Alpha atau anak-anak yang lahir antara tahun 2010 dan 2025. Lantas, bagaimana pola asuh yang tepat agar mereka tumbuh sehat dan bahagia?
Orangtua anak-anak generasi Alpha mayoritas adalah generasi milenial yang juga sudah akrab dengan penggunaan gadget dan secara tidak langsung memperkenalkan teknologi ini kepada anak-anaknya sejak dini. Dijelaskan oleh dr. I Gusti Ayu Nyoman Partiwi SpA., MARS, atau akrab disapa dokter Tiwi, saat ini banyak sekali orang tua yang memanfaatkan gadget dalam perkembangan anak padahal sesungguh hal itu sangat tidak direkomendasikan karna akan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan si kecil.
“Orangtua masa kini yang akrab dengan penggunaan electronic device bersama si kecil harus menyadari bahwa pada periode dini usia 0 - 2 tahun, anak bukan hanya cukup didisiplinkan dengan screen time, tapi memang tidak diperkenankan menggunakan gadget sama sekali,” kata dokter Tiwi.
Ia menyampaikan hal tersebut dalam webinar “Parenting Zaman Now: Optimalkan Tumbuh Kembang Generasi Alpha Sejak Kehamilan” yang diadakan oleh Baby Happy, produk popok sekali pakai dari Wings Care (21/10).
Walu demikian, menurut dia, ada pengecualian bagi anak berusia di atas 2 tahun yang perkembangannya bagus, seperti sudah lancar berbicara, beraktivitas. Anak dengan kriteria ini bisa dilatih untuk menonton televisi selama satu jam sehari.
Dokter Tiwi mengatakan, gadget harus dihindari pada usia dini bukan semata karena radiasinya, tetapi karena dapat merusak otak anak.
“Anak akan menjadi lebih tertarik dengan cahaya sehingga bisa mengakibatkan hiperaktif dan kesulitan berbicara, apalagi jika diajak berinteraksi. Ini yang harus menjadi perhatian utama bagi para orangtua,” imbuhnya.
Dia menyarankan agar orangtua menghindari bermain gadget di malam hari saat hendak tidur.
“Hal itu bisa membuat gangguan tidur terutama pada anak karena tingginya paparan cahaya di sekitarnya,” tambahnya.
Psikolog keluarga Anastasia Satriyo M.Psi, menjelaskan, di era teknologi ini, orangtua semakin mudah untuk mengakses informasi, dengan demikian sebaiknya pola parenting kita juga ikut beradaptasi tidak hanya dengan teknologinya, tapi juga disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing anak di rumah.
“Tumbuh kembang generasi alpha dan kesehatan mental anak dipengaruhi oleh pengelolaan emosi dan kesehatan mental orangtua, karena orangtua akan menjadi role model utama bagi anak,” kata Anastasia dalam acara yang sama.
Itu berarti, orangtua perlu memberi fondasi perkembangan yang optimal dengan stimulasi fisik, pengalaman sensori yang nyata, serta kehadiran secara fisik dan emosi. Dia menyebut, selain teknologi, tantangan kehidupan yang dihadapi generasi Alpha adalah kehadiran orangtua yang sibuk bekerja.
“Di tengah pandemi seperti saat ini, kita harus mulai hidup dengan prinsip good enough parent is the new normal. Kita tidak perlu memaksakan diri kita dan anak harus sempurna. Semua yang kita lakukan sebaiknya sesuai porsinya dan yang paling penting kita merasa cukup dengan diri kita,” kata Anastasia.
Dengan mindset yang demikian maka orangtua akan lebih mudah mengasuh anak, karena kita juga akan menerapkan mindset “cukup” pada anak. Tasya Kamila, selebritas yang juga ibu satu anak balita ini mengatakan bahwa ia pun belajar menjadi “orangtua tua yang cukup”.
“Kita tidak bisa selamanya terlihat tangguh, menurutku it’s okay to be vulnerable di depan anak. Keterbukaan dengan anak itu penting di masa emasnya, bahkan dalam pengalamanku, Arrasya anakku bisa merasakan perasaan yang aku rasakan, misalnya aku lelah, sedih, dan sebagainya,” ujarnya.
Sumber: https://lifestyle.kompas.com/read/2021/10/24/081449020/tips-mengasuh-anak-generasi-alpha-yang-akrab-dengan-teknologi?page=all#page2
© 2019 Perpustakaan BSN. All Rights Reserved.
Powered by SLiMS.