Disleksia adalah sebuah kondisi gangguan kesehatan di mana penderitanya memiliki ketidakmampuan atau kesulitan untuk membaca dan menulis. Penderita disleksia sulit untuk membaca dan menulis dengan baik karena mereka memiliki masalah identifikasi suara, di mana hal tersebut berhubungan dengan huruf dan kata (decoding).
Penderita disleksia umumnya mengalami kesulitan dengan pemahaman membaca, mengeja, dan menulis. Tetapi, penyakit ini tidak berkaitan dengan masalah kecerdasan. Penyakit disleksia hanya memengaruhi area otak yang memproses bahasa saja.
Orang dengan penyakit disleksia biasanya memiliki tingkat kecerdasan yang normal dan juga memiliki penglihatan yang normal. Sebagian besar anak disleksia dapat ikut belajar dengan baik di sekolah dengan bimbingan atau program pendidikan khusus. Dukungan emosional juga memainkan peran penting bagi para penderita penyakit ini.
Meskipun hingga kini masih belum ada obat untuk penyakit disleksia, penilaian dan intervensi awal dapat sangat membantu untuk mengatasinya. Terkadang, penyakit disleksia tidak terdiagnosis selama bertahun-tahun dan tidak dikenali sampai dewasa. Meski begitu, tak ada kata terlambat untuk mencari bantuan pengobatan.
Untuk itu, berikut Fimela.com kali ini akan mengulas penyebab disleksia pada anak beserta gejalanya. Dilansir dari Merdeka.com, simak ulasan selengkapnya di bawah ini.
Disleksia adalah penyakit yang seringkali mendera sejak masa kanak-kanak. Para peneliti hingga kini masih belum menemukan penyebab pasti dari penyakit ini. Namun, telah diketahui bahwa gen dan perbedaan otak berperan penting sebagai faktor pemicu dari disleksia. Berikut beberapa kemungkinan penyebab disleksia yang paling umum:
Gen dan Keturunan
Penyebab utama disleksia adalah gen dan keturunan. Disleksia sering diturunkan dalam keluarga. Sekitar 40% saudara kandung penderita disleksia juga kesulitan membaca. Sebanyak 49% orang tua dari anak disleksia juga mengalaminya. Para ilmuwan juga menemukan gen yang terkait dengan masalah membaca dan memproses bahasa.
Anatomi dan Aktivitas Otak
Penyebab lainnya dari disleksia adalah anatomi dan aktivitas otak. Studi pencitraan otak telah menunjukkan perbedaan otak antara orang dengan dan tanpa disleksia. Perbedaan ini terjadi di area otak yang terlibat dengan keterampilan membaca utama.
Keterampilan ini adalah mengetahui bagaimana suara direpresentasikan dalam kata-kata, dan mengenali seperti apa kata-kata tertulis. Tetapi, otak bisa berubah. Studi menunjukkan bahwa aktivitas otak pada penderita disleksia berubah setelah mereka mendapatkan instruksi atau bimbingan yang tepat.
Gejala penyakit disleksia mungkin sulit dikenali sebelum anak mulai masuk sekolah. Tetapi, beberapa petunjuk awal dapat menjadi petunjuk tentang adanya masalah yang berkenaan dengan kondisi ini.
Begitu anak mencapai usia sekolah, guru mungkin adalah orang pertama yang menyadari adanya masalah. Tingkat keparahan penyakit disleksia bervariasi, tetapi kondisinya akan menjadi jelas saat seorang anak mulai belajar membaca.
1. Usia sebelum sekolah
Tanda-tanda atau gejala bahwa seorang anak mungkin berisiko mengalami disleksia meliputi:
2. Usia sekolah
Setelah anak bersekolah, tanda dan gejala penyakit disleksia mungkin menjadi lebih jelas, di antaranya:
3. Remaja dan dewasa
Gejala penyakit disleksia pada remaja dan orang dewasa mirip dengan pada anak-anak. Beberapa tanda dan gejala penyakit disleksia yang umum pada remaja dan orang dewasa meliputi:
Meskipun sebagian besar anak sudah siap untuk belajar membaca sejak taman kanak-kanak atau kelas satu, anak-anak dengan disleksia seringkali tidak dapat memahami dasar-dasar membaca pada saat itu.
Konsultasikan dengan dokter jika tingkat membaca anak di bawah apa yang diharapkan untuk usianya atau jika kamu sebagai orangtua melihat tanda-tanda disleksia lainnya. Ketika disleksia tidak terdiagnosis dan tidak diobati, kesulitan membaca masa kanak-kanak dapat berlanjut hingga dewasa.
Meski belum ada obat untuk penyakit disleksia, tetapi berbagai pendekatan dapat membantu untuk mengatasi kondisi ini. Disleksia memengaruhi setiap penderitanya secara berbeda, dan kebanyakan dari mereka akan menemukan cara untuk mengakomodasi perbedaan belajar dan berkembang dengan cara masing-masing.
Menerima diagnosis dan dukungan sejak dini dapat memiliki manfaat jangka panjang bagi para penderita disleksia. Menangani disleksia pada anak-anak dapat dilakukan dengan:
Sumber: https://m.fimela.com/health/read/4731779/mengenal-penyebab-disleksia-pada-anak-beserta-gejalanya
© 2019 Perpustakaan BSN. All Rights Reserved.
Powered by SLiMS.