Berita

Menu ini memuat perkembangan kabar dan informasi terkini tentang Perpustakaan Badan Standardisasi Nasional, ditulis untuk disampaikan kepada para pengunjung dan masyarakat umum

Siapa itu Generasi Alfa dan Bagaimana Cara Mendidiknya?

Admin Muhammad Bahrudin —
  258

Menurut Strauss dan Howe dalam bukunya, Generations: The History of America’s Future, perubahan generasi terjadi dalam masyarakat sekitar setiap 20 tahun. Sebagian dari Anda mungkin sudah mengenal Generasi X, Generasi Y atau milenial, dan Generasi Z. Kini, ada istilah baru untuk menyebut generasi selanjutnya, yaitu Generasi Alfa.

Siapa itu generasi alfa?

Bisa dibilang Generasi Alfa adalah anak dari Generasi Millenials dan adik dari Generasi Z. Kelompok yang masuk ke dalam generasi ini adalah mereka yang lahir di tahun 2010 sampai 2025.

Sebutan Generasi Alfa muncul pada tahun 2005, nama ini ditentukan dari hasil survey yang diadakan oleh Mark McCrindle, seorang analis sosial dan demografi.

Karena generasi sebelumnya sudah menggunakan huruf terakhir dari abjad Romawi, akhirnya penamaan diputuskan dengan mengikuti pola abjad Yunani yang diawali dengan ‘alfa’.

Sebuah generasi tidak hanya dibentuk berdasarkan orang-orang yang lahir dalam periode waktu yang sama.

Setiap generasi yang tumbuh dan dibesarkan pada tahun berbeda tentunya juga memiliki karakternya masing-masing. Karakter ini dipengaruhi oleh politik, budaya, atau peristiwa yang terjadi pada periode tersebut.

Sebagai contoh, Generasi Baby Boomer yang lahir pada pasca perang di kisaran tahun 40-an sampai 60-an memiliki karakter yang lebih senang terhadap kestabilan.

Mereka menjunjung kepemimpinan sehingga sering bertabrakan dengan generasi yang lebih muda.

Lain lagi dengan generasi X yang lebih skeptis dan individualis, kemudian dilanjutkan dengan orang-orang generasi Y yang lebih fleksibel serta lebih toleran terhadap perubahan.

Sebenarnya belum terlihat dengan jelas karakter khusus seperti apa yang dimiliki oleh Generasi Alfa, mengingat semua masih berada pada usia anak-anak.

Namun, orang-orang generasi ini diperkiraan tak berbeda jauh dengan Generasi Z dalam soal kelihaian menggunakan teknologi.

Bahkan, Generasi Alfa disebut-sebut memiliki potensi lebih tinggi untuk sukses di industri digital jika dibandingkan dengan Generasi Z.

Dunia pada generasi alfa

Anak-anak Generasi Alfa merupakan generasi pertama yang benar-benar telah hidup berdampingan dengan teknologi canggih sejak mereka dilahirkan.

Hal tersebut dipaparkan dalam Quest Journal. Dari alasan inilah mereka juga kerap disebut sebagai “generasi digital”.

Pemandangan anak berusia dua tahun yang telah lihai menggunakan perangkat lunak tentu bukanlah pemandangan yang mengherankan di masa sekarang.

Untuk mendukung perkembangan ini, beberapa kurikulum pendidikan di beberapa negara mulai menambahkan pelajaran pemrograman komputer pada sekolah dasar dan menengah.

Kurikulum tersebut bertujuan untuk membantu pembentukkan siswa yang kreatif dan mampu menggunakan teknologi untuk menghasilkan solusi dalam memecahkan masalah.

Dibesarkan pada era di mana teknologi selalu berkembang secara konstan, Generasi Alfa dapat menjadi peran penting yang sangat berpengaruh terhadap berbagai industri untuk terus berevolusi dan menciptakan inovasi terbaru.

Generasi Alfa juga memberikan dampak pada dinamika dunia. Dengan mudahnya akses dan komunikasi secara global, anak-anak yang termasuk generasi ini mungkin akan lebih mampu memperluas kemampuan komunikasi linguistik mereka.

Membesarkan anak di era digital

Dari segala kelebihannya, ternyata anak-anak yang termasuk dalam generasi ini juga diperkirakan memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap masalah kesehatan mental.

Beberapa di antaranya adalah gangguan kecemasan dan depresi. Hal ini tak mengherankan, mengingat anak dituntut untuk selalu menjadi progresif.

Dunia yang mendorong mereka agar selalu bergerak lebih cepat tentu juga dapat memberi tekanan pada anak terutama di bidang akademis.

Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk bekerja sama dengan guru di sekolah agar dapat selalu mengetahui bagaimana perkembangannya. Konsultasi dengan guru juga membantu Anda dalam menyusun strategi untuk menghindari berbagai masalah yang mungkin dapat muncul di kemudian hari.

Selain itu, Generasi Alfa juga dinilai cenderung lebih asyik dengan gadgetnya. Maka, penting bagi Anda untuk batasi juga waktu anak di depan gawai atau televisi.

Jangan jadikan gadget sebagai senjata untuk menenangkan anak ketika ia merengek. Nantinya, kebiasaan ini secara tak sadar akan membuat anak jadi kecanduan gadget.

Seperti yang sudah banyak diketahui, membiarkan anak terlalu lama terpapar gawai juga memiliki bahaya untuk kesehatannya.

Terkadang, penggunaan gawai pada anak bisa dipengaruhi oleh seberapa sering melihat orang tuanya berkutat dengan gadget tersebut.

Cobalah untuk tak terlalu sering melihat ponsel terutama di beberapa kesempatan seperti saat makan malam atau pada akhir minggu.

Tingkatkan komunikasi Anda dan anak dengan sering mengajaknya berbicara dan bercerita. Luangkan juga waktu untuk bermain di luar ruangan bersama anak.

Sesekali, ajak juga teman-teman sepantarannya, hal ini sekaligus akan melatih kemampuan bersosial si kecil.


Artikel ini pertama kali terbit pada tautan https://hellosehat.com/parenting/anak-6-sampai-9-tahun/perkembangan-anak/mengenal-anak-generasi-alfa/

© 2019 Perpustakaan BSN. All Rights Reserved.
Powered by SLiMS.