Berita

Menu ini memuat perkembangan kabar dan informasi terkini tentang Perpustakaan Badan Standardisasi Nasional, ditulis untuk disampaikan kepada para pengunjung dan masyarakat umum

Data Mesin Pencari Informasi Tak Langsung Jadi Referensi

Admin —
  357

SEMARANG - Data dari mesin pencari informasi tak bisa langsung digunakan sebagai referensi penulisan karya ilmiah. Pasalnya, informasi yang ditampilkan di dalamnya belum tentu bisa dipertanggungjawabkan. Hal itu dikemukakan Ketua Pusat Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia (FPPTI) Luki Wijayanti dalam seminar nasional Inovasi dan Integritas Pustakawan dalam Mengembangkan Layanan Menurut Perspektif Pemustaka, di Kampus Polines Tembalang, baru-baru ini. ''Bahan-bahan yang didapat dari mesin pencari informasi butuh validitas.

Tak bisa asal-asalan dikutip atau dijadikan daftar pustaka dalam penulisan karya ilmiah. Apabila keabsahannya diragukan tidak layak menjadi referensi penulisan karya ilmiah,'' tutur kepala UPT Perpustakaan Universitas Indonesia (UI) itu. Luki menjelaskan, lembaga tersebut melarang mahasiswa merujuk sumber-sumber yang ditampilkan mesin informasi tanpa proses validasi. Validasi bisa berupa mencocokkan data yang ditampilkan dengan sejumlah referensi lain seperti buku, jurnal, atau sumber terpercaya lain. Dia menambahkan, mahasiswa sebaiknya mencari data-data yang diperlukan di perpustakaan. Mereka tidak hanya mudah mendapatkan di kampus, melainkan juga yang dikelola umum atau swasta. Sumber yang diperoleh dari perpustakaan juga lebih bisa dipercaya.

Pustakawan Undip Yuniwati Yuventa mengakui, meski fungsi perpustakaan penting, minat untuk menjadi pustakawan sangat minim. Kalau ada, pustakawan banyak yang memilih mendapat tempat bekerja di Pulau Jawa. Padahal, sebagai salah satu sarana mencerdaskan kehidupan bangsa, perpustakaan harus menyebar ke seluruh penjuru, termasuk kawasan terpencil. ''Ini yang menjadikan saya prihatin. Harus diingatkan tugas pemustaka itu mulia, mendorong orang gemar membaca, dan rajin belajar,'' terangnya. Direktur Yayasan Pengembang Perpustakaan Indonesia Trini Haryanti menyatakan, selama beberapa tahun belakangan dirinya menjadi relawan melayani kebutuhan membaca masyarakat hingga pelosok negeri. Menurutnya, masyarakat harus memiliki kesempatan sama untuk bisa mengakses perpustakaan demi mendapat ilmu dan pengetahuan. (H41-37)

 

Sumber : http://www.suaramerdeka.com

© 2019 Perpustakaan BSN. All Rights Reserved.
Powered by SLiMS.