Menu ini memuat perkembangan kabar dan informasi terkini tentang Perpustakaan Badan Standardisasi Nasional, ditulis untuk disampaikan kepada para pengunjung dan masyarakat umum
JAKARTA (Suara Karya): Sudah saatnya pengelolaan perpustakaan di Indonesia memanfaatkan teknologi informasi (TI). Perpustakaan digital diharapkan mampu meningkatkan minat baca masyarakat."Cukup dengan komputer di rumah atau pakai komputer genggam bisa menjelajah dunia buku dengan mudah dan murah," kata Kepala Humas Perpustakaan Nasional Agus Sutoyo dalam diskusi dengan media tentang program PerpuSeru, di Jakarta, Selasa (25/2).
Apalagi, lanjut Agus Sutoyo, saat ini ada kewajiban bagi setiap perpustakaan baik di provinsi maupun kabupaten/kota untuk menyediakan fasilitas internet. Sehingga hal itu selaras dengan kebijakan yang ada."Digitalisasi yang ada saat ini masih berupa e-book atau e-journal. Karena investasinya yang mahal dan ada masalah dengan hak cipta sehingga tak semua buku dialihkan ke e-book. Fasilitas ini baru tersedia di perpustakaan nasional. Itupun koleksi e-book dan e-journal baru sekitar 4000-an," kata Agus.Ditambahkan, saat ini jumlah koleksi Perpustakaan Nasional mencapai 2,5 juta judul. Koleksi ini berasal dari abad ke-2, 6, 8 dan 12. "Itu belum termasuk jumlah manuskrip yang mencapai 10.300 eksemplar. Semua koleksi ini telah menjadi primadona dunia," ujarnya.
Selain menangani perpustakaan desa, lanjut Agus Sutoyo, Perpustakaan Nasional memiliki target pada tahun 2014 ini perpustakaan digital bisa mulai diterapkan pada sekitar 75 persen perpustakaan di seluruh Indonesia. Ada 34 perpustakaan provinsi dan lebih dari 500 perpustakaan kabupaten/kota. Untuk meningkatkan kenyamanan pengunjung, kata Agus Sutoyo, faktor kelengkapan koleksi juga menjadi satu parameter untuk menarik pengunjung. Selain itu, sumber daya manusia (SDM) juga berperan untuk menjadikan perpustakaan sebagai pusat akademik.
Hal senada dikemukakan Erlyn Sulistyaningsih, Direktur Program Perpustakaan Seru (PerpuSeru). Program yang diinisiasikan Coca-Cola Foundation Indonesia dan Bill & Melinda Gates Foundation itu telah membantu menyediakan fasilitas internet di 34 perpustakaan milik pemerintah di 16 provinsi"Penyediaan internet ini tak hanya mendorong minat masyarakat untuk datang lebih sering ke perpustakaan untuk belajar, tetapi juga memberi akses yang lebih luas terhadap informasi dunia."Melalui program PerpuSeru, kami juga memberi pelatihan penggunaan internet kepada sekitar 5.000 anggota perpustakaan. Serta pelatihan bagi 3,5 juta siswa dan mahasiswa tentang bagaimana mencari pekerjaan dan pengembangan bisnis lewat internet yang diselenggarakan rumah belajar," ujarnya. (Tri Wahyuni)