Dunia Perpustakaan || Ada yang berbeda dalam Pencanangan Gerakan Hibah Buku sekaligus pameran buku di Gedung Kesenian Wates, Kulonprogo, Senin (24/6). Artis presenter cantik, Olga Lydia tampak hadir sekaligus mengajak masyarakat membiasakan budaya baca dalam kehidupan sehari-hari.
Di tengah budaya menonton yang menjadi kecenderungan masyarakat saat ini dengan gencarnya berbagai acara televise, Olga mengajak masyarakat untuk tidak melupakan bada budaya baca. Menurunya, banyak manfaat yang bisa diperoleh dari budaya baca dibanding budaya tonton.
Kalau hanya mengandalkan pada budaya tonton, tutur Olga, ruang imajinasi menjadi kurang digunakan. Sedangkan kalau membaca ada bagian yang harus dicerna sehingga sekaligus bisa belajar.
Dicontohkan, ketika membaca buku Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer, maka sekaligus bisa belajar situasi Indonesia di masa penjajahan Gelanda, belajar bagaimana posisi seorang perempuan saat itu dan bagaimana pemikiran-pemikirannya. Itu sekaligus bisa mengasah kemampuan berempati dan bersimpati.
“Sehingga pada saat kita melihat suatu peristiwa pada orang lain kita bisa lebih sensitif. Itu yang membedakan antara budaya tonton dan budaya baca. Ketika membaca banyak sekali ruang-ruang yang bisa kita isi, kita bisa berfikir, berimajinasi, kalau buku sastra kita juga bisa menikmati bagaimana si penulis berkata-kata,” tuturnya, sebagaimana dikutip dari suaramerdeka.com (25/6/13).
Dalam perbincangan bersama Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo, dan Wakil Ketua DPRD, Sudarto, itu Olga mengungkapkan bahwa sejak kecil dirinya tumbuh di keluarga yang hobi membaca buku. Membaca akhirnya menjadi bagian kehidupan sehari-hari Olga.
Saat masih kecil, Olga mengaku bahwa membaca hanya untuk hiburan saja. Tapi seperti dari komik Tin Tin misalnya, dia ternyata bisa belajar tentang Tibet, kera khas Indonesia, komodo, dan tentang suku Indian di Amerika. Dari buku-buku yang lain dia juga belajar mengasah empati, simpati, juga kreativitas.
“Sekarang untung banget karena sering banget baca apa aja, buku, majalah, dan lainnya, saat membawakan acara dimana saya harus dituntut mengetahui banyak hal, itu membantu banget,” imbuhnya.
Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas), Sri Sularsih mengatakan, kesejahteraan masyarakat hanya bisa tercapai kalau masyarakatnya hidup cerdas. Untuk itu pendidikan menjadi faktor utama, sehingga perpustakaan mempunyai peran strategis.
“Salah satu program Perpusnas sebagai lembaga pemerintah adalah melakukan revitalisasi perpustakaan, kami sudah memberikan berbagai stimulant di daerah berupa program bantuan pengembangan slama 3 tahun. Ada juga bantuan perpustakaan keliling, sudah lebih dari 500. Juga ada pengembangan perpus desa yang sudah berjalan di 22.000 desa. Kita harapkan ini bisa dilanjutkan dengan program-program APBD dan program masyarakat,” katanya.
Sumber:http://duniaperpustakaan.com/blog/2013/06/25/olga-lydia-budayakan-membaca-kurangi-budaya-menonton-tv/
© 2019 Perpustakaan BSN. All Rights Reserved.
Powered by SLiMS.