Kulonprogo, DIY—Meraih kecerdasan salah satunya bisa didapat lewat pendidikan formal. Tapi, bukan hanya pendidikan formal saja, namun juga pendidikan melalui perpustakaan dan membaca yang mempunyai peran yang sangat strategis dalam membangun kecerdasan. Melalui perpustakaan didapat berbagai informasi yang tidak diperoleh melalui pendidikan formal. Di perpustakaan pula kita mendapati berbagai informasi dari belahan dunia lain. Yah, seseorang menjadi cerdas tidak cukup hanya diperoleh dengan bersekolah mendapatkan titel sarjana tertinggi. “Dengan membaca kita akan menjadi manusia yang lebih kreatif dan memiliki konsep-konsep baru yang berguna bagi sehari-hari,” ucap Kepala Perpusnas Sri Sularsih saat kegiatan Sosialisasi Peran dan Fungsi Perpustakaan di Gedung Kesenian Wates, Kulonprogo, Senin, (24/6). Kesejahteraan masyarakat Kulonprogo, lanjut Sri, akan dapat tercapai jika masyarakat mampu hidup cerdas.
Ia membayangkan dimana suatu saat nanti masyarakat Kulonprogo memiliki kegemaran membaca. Masyarakat yang bekerja keras, membacanya keras, dan ibadahnya keras, maka dunia akan memperlakukan dengan lembut, enak dengan kelimpahan materi. Tapi, jika dunia diperlakukan dengan sikap lunak, seperti bangun tidur pelan-pelan, santai, hidup seenaknya sendiri, maka dunia ini kejam. Kita pun kekurangan materi, penuh kesialan,” lanjut Bupati.
Saat ini Perpustakaan Nasional sedang giat menjalankan program revitalisasi perpustakaan. Program revitalisasi diantaranya memuat stimulan pengembangan perpustakaan selama tiga tahun. Hingga sekarang tercatat 467 perpustakaan umum di Kabupaten/Kota yang sudah dibantu. “Kami berharap stimulan ini juga didukung program APBD. Percuma ada banyak perpustakaan dan buku namun tidak ada pemberdayaan, tegas Sri.
Minat baca saat ini mengalami penurunan bahkan diibaratkan sebagai generasi non buku. Hal ini lantaran tidak adanya kewajiban membaca buku di bangku sekolah. Untuk memperbaikinya, upaya tersebut harus didukung dari lingkungan keluarga, khususnya orang tua. Perpusnas akan berusaha menggerakkan dari tingkat nasional sampai daerah untuk meningkatkan gemar membaca pada masyarakat. Padahal, tinggi rendahnya aktivitas membaca berbanding lurus dengan tinggi rendahnya peradaban, ucap Wakil Ketua DPRD Kabupaten Kulonprogo Sudarto.
Selain menggelar dialog, Kepala Perpusnas didampingi Bupati Kulonprogo dan Kepala BPAD Provinsi DIY Budi Wibowo membuka resmi kegiatan Pameran Buku dan Pencanangan Gerakan Hibah Buku dan Pameran Buku IKAPI, dengan pemukulan gong. Penyerahan buku dilakukan secara simbolis oleh Kepala Perpusnas, Bupati, dan diikuti oleh Kepala SKPD se-Kabupaten Kulon Progo. Kantor Perpustakaan Kab. Kulonprogo menargetkan 11.000 eksemplar buku dari pencanangan Gerakan Hibah Buku selama seminggu kegiatan pameran buku.
Banyak kendala mengapa minimnya perpustakaan mendapat perhatian, khususnya perpustakaan desa di Kulonprogo. Para pengelola perpustakaan yang telah melaksanakan bintek pengelolaan perpustakaan mengaku akan beralih profesi jika ada profesi baru yang lebih menjanjikan. Akibatnya, akan sering terjadi pergantian pengelola perpustakaan.
Selain itu, banyak desa yang belum menganggarkan perpustakaan lewat APBD Desa. Kalaupun ada relatif kecil. Anggaran lima persen yang seharusnya dianggarkan pada sekolah untuk mengelola perpustakaan belum sepenuhnya terlaksana. Padahal, prospek pembaca perpustakaan tiap tahunnya terus bertambah. Jumlahnya mencapai puluhan ribu pengunjung tiap tahunnya. “Lewat membaca, otomatis akan bertambah wawasan,” ucap artis Olga Lidya.
© 2019 Perpustakaan BSN. All Rights Reserved.
Powered by SLiMS.