Hasil penelitian ini menjadi perhatian penting bagi Perpustakaan Nasional. Dedi Junaedi mengakui antusias masyarakat untuk datang ke perpustakaan secara umum masih sangat rendah, tetapi di daerah-daerah tertentu ada juga masyarakat yang sangat antusias untuk mencari bahan bacaan. Sayangnya antusias tersebut tidak selalu diimbangi oleh ketersediaan bahan bacaan, baik secara kualitas maupun kuantitas. “Oleh karena itu Perpustakaan Nasional selalu berusaha menyediakan bahan bacaan yang baik bagi masyarakat di seluruh Indonesia, diantaranya melalui bantuan pengadaan buku dan bantuan stimulan berupa mobil perpustakaan keliling ataupun Kapal Perpustakaan,” tambah Dedi.
Banyak hal positif yang bisa didapatkan dari membaca yang tidak bisa didapat melalui menonton. menonton yang bersifat audio visual tidak memberikan ruang bagi imajinasi manusia untuk berkembang. hal tersebut dirasakan oleh Artis Olga Lydia yang menyukai membaca sejak kecil."Membaca juga dapat membuat kita lebih sensitif terhadap hal-hal yang terjadi di sekitar kita,"ucapnya. “mungkin kurangnya membaca, membuat masyarakat kita kurang sensitif atas isu-isu sosial yang terjadi saat ini," lanjut Olga.
Tidak ada orang sukses yang tidak gemar membaca. Contoh konkret yang ada di Maluku adalah sosok anak muda yang merupakan duta ASEAN untuk Indonesia di bidang anak yang memiliki kemampuan menguasai setidaknya 11 bahasa bernama Gayatri Wailissa. Gayatri mengungkapkan kemampuan berbahasanya tersebut tidak didapatkannya secara instan. “semua melalui proses, untuk bahasa pada dasarnya adalah kemampuan menguasai kosakata, dan semua hanya bisa didapatkan melalui membaca,” ujarnya.
Kecintaan Gayatri terhadap buku muncul sejak usia yang sangat dini. Lahir dari keluarga sederhana membuatnya kesulitan mengakses buku. Bahkan ia pernah memungut tumpukan buku yang dibuang ke tempat sampah untuk memenuhi hasrat membacanya. “Buku yang saya pungut itu ternyata adalah buku pelajaran SMA, padahal ketika itu saya masih SMP. Hasilnya ketika saya SMA saya sudah mengerti apa yang diajarkan di sekolah.” Ujar Gayatri sambil tersenyum.
Nara sumber lainnya, Prof. Dr. J. Watloly menyoroti kemunduran minat baca masyarakat Ambon dari zaman penjajahan ke pasca kemerdekaan . menurutnya kegemaran membaca masyarakat Ambon pada zaman pendudukan Belanda lebih baik daripada saat ini. Untuk itu, Pemerintahan yang berkuasa saat ini perlu dikritisi atas kemunduran ini. Kondisi geografis Maluku yang berupa kepulauan juga menjadi tantangan bagi perpustakaan dalam memberikan layanannya. “Di beberapa tempat, layanan kapal perpustakaan lebih ideal daripada mobil perpustakaan keliling,” kata Watloly.
Pada rangkaian roadshow publikasi gerakan nasional Indonesia membaca di Maluku ini dicanangkan pula pencanangan gerakan Maluku membaca yang diresmikan secara simbolis dengan pemukulan tifa, alat musik pukul dari Maluku oleh Sekretaris Daerah Provinsi Maluku, Ibu Ros Far Far. Roadshow ini juga dimeriahkan dengan lomba mewarnai , menggambar , mengarang dan membuat jingle Perpustakaan yang ditujukan bagi siswa-siswa di kota Ambon dan sekitarnya.
© 2019 Perpustakaan BSN. All Rights Reserved.
Powered by SLiMS.