Berita

Menu ini memuat perkembangan kabar dan informasi terkini tentang Perpustakaan Badan Standardisasi Nasional, ditulis untuk disampaikan kepada para pengunjung dan masyarakat umum

Membumikan Gerakan Membaca

Admin —
  368

 

23 September 2013   Oleh, Ambijo

Membangun karakter bangsa dapat dilakukan antara lain melalui kebiasaan membaca, hanya pelaksanaannya di Jateng perlu pembaruan. Berkait dengan pengedepanan kembali wacana tersebut, DPR meminta kepada pemerintah pusat dan daerah merevitalisasi secara menyeluruh perpustakaan. (SM, 16/9/13).

Diharapkan melalui perbaikan pelayanan dan jaminan ketersediaan koleksi buku yang bervariasi pada masingmasing perpustakaan, bisa kembali terbangun budaya membaca pada kalangan masyarakat. Perubahan paradigma itu penting mengingat kebutuhan akan pengetahuan, selain informasi dan huburan, kini menjadi isu penting.

Dalam kunjungan kerja ke beberapa daerah di Jateng, beberapa anggota Komisi X DPR menyatakan perpustakaan masih dianggap sekadar pelengkap dan atribut pendidikan, termasuk oleh pimpinan daerah. Anggota Komisi X DPR dari daerah pemilihan Jateng Abdul Kadir Karding mengatakan saat ini perpustakaan masih dianggap ’’penampungan’’ pegawai yang kariernya sudah mandek atau mendekati pensiun.

Penulis mendukung rencana pemerintah merevitalisasi perpustakaan mengingat upaya itu merupakan salah satu langkah tepat untuk bisa merealisasikan tujuan Gerakan Nasional Indonesia Membaca. Gerakan itu saat ini sudah dilaksanakan oleh Perpustakaan Nasional (Perpusnas) atau Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI).

Sehubungan dengan wacana itu, masyarakat perlu kembali memahami hakikat buku sebagai jendela ilmu. Buku bisa memberi kontribusi pada upaya peningkatan kualitas bangsa karena bangsa yang punya minat tinggi membaca pasti memiliki sejumlah keunggulan kompetitif.

Nilai itulah yang bisa menjadi modal untuk lebih siap bersaing dengan bangsa lain. Karena itu, kita perlu mengampanyekan dan mengajari anak-anak sejak usia dini untuk gemar membaca, dan itu bisa dimulai dari lingkungan keluarga. Bahkan bila koleksi buku di rumah dirasa cukup lengkap, tidak ada salahnya membuat perpustakaan yang juga bisa diakses oleh warga sekitar.

Optimalisasi Peran

Perpustakaan yang memiliki pustakawan profesional, dilengkapi sarana dan prasarana yang memadai, seperti ruang baca luas, koleksi buku lengkap, bersih dan nyaman, memengaruhi minat warga untuk mengunjungi. Terlebih bila dilengkapi bahan bacaan lain, seperti surat kabar, tabloid, majalah, buku fiksi dan nonfiksi.

Khusus dalam bidang pendidikan di Jateng, secara umum kita melihat kondisi perpustakaan sekolah yang masih perlu pembenahan. Di samping pelayanan yang masih terbatas, koleksi buku sudah ketinggalan zaman, dan tidak bervariasi. Apalagi belum semuanya dilengkapi fasilitas penunjang yang kini dibutuhkan peserta didik, semisal jaringan internet.

Kita bisa melihat keseriusan pemerintah memberdayakan perpustakaan, salah satu sarana untuk mendukung kesuksesan gerakan membaca. Dalam Laporan Rencana Kerja Anggaran Kementerian Lembaga (RKAKL) 2014, pagu anggaran sementara Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI) dalam RAPBN 2014 sebesar Rp 435 miliar.

Angka itu naik sekitar 2,5% dari APBN 2013, yakni Rp 424 miliar. Kepala PNRI Sri Sularsih mengajukan usul tambahan anggaran melalui inisiatif baru penganggaran 2014 sebesar Rp 290 miliar. Anggaran itu akan dialokasikan untuk membangun fasilitas layanan Perpusnas Rp 202 miliar, pengembangan perpustakaan digital Rp 17 miliar, dan bantuan pengembangan perpustakaan Rp 18 miliar (SM, 16/9/13).

Pemda juga perlu lebih mengoptimalkan peran institusi Perpustakaan Daerah (Perpusda) yang melayani masyarakat di pedesaan dengan menggunakan mobil perpustakaan keliling (perpusling) secara terjadwal. Namun di beberapa daerah, jumlah mobil perpusling masih terbatas.

Seluruh elemen masyarakat di Jateng seyogianya mendukung Gerakan Nasional Indonesia Membaca. Pemda juga harus memberikan dukungan, antara lain dengan merevitalisasi perpustakaan daerah, dan membangun fasilitas itu di kabupaten/kota yang belum memiliki. Termasuk memberdayakan taman bacaan masyarakat. (10)

— Ambijo, pengelola Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Sanggar Candra Buana Kebumen

 

Sumber : http://www.suaramerdeka.com

 

© 2019 Perpustakaan BSN. All Rights Reserved.
Powered by SLiMS.